Sabtu, 06 Agustus 2011

Pulau Semut, Kepulauan Seribu II, 29 - 30 Januari 2011


Pulau Semut
“Tidung.. tidung.. mas mau ke Tidung”? tanya seorang kernet kapal atau apalah penyebutannya bila di laut kepada saya.
“Tidak pak, mau ke Pramuka” jawab saya.
“Ooh, ke Pramuka, kalau begitu naik kapal itu saja” sambil menunjuk kapal nelayan yang berpenumpang dengan tujuan Pulau Pramuka.
“Tidak Pak, nanti saja, terima kasih, saya masih menunggu teman”
“Oh, baiklah kalau begitu”
Keriuhan pelabuhan Muara Angke saban akhir pekan memang asik buat ditelisik. Dimana pelabuhan yang fungsi sebenarnya bukan sebagai pelabuhan turisme melainkan pelabuhan nelayan khusus untuk para nelayan yang akan bongkar muat hasil laut. Namun akhir – akhir ini seiring dengan pamor kepulauan seribu sebagai destinasi wisata alternatif yang terjangkau, pelabuhan ini seakan – akan legal digunakan untuk mengangkut wisatawan.

Akhir pekan di bulan Januari ini saya akan kembali menyelami perairan teluk Jakarta. Kali ini saya bersama Singgih akan pergi yang semulanya atas ajakan dari Ade, namun belakangan diketahui Ade gagal berangkat karena urusan pekerjaan.
Dermaga Muara Angke
Perkenalan dimulai saat kami masih menunggu teman yang datang telat sehingga hanya ada satu kapal tersisa yang akan berangkat ke pulau tidung baru kemudian ke pulau pramuka. Mereka adalah, Ully, Deky, Djoko, Nabil, Ruslan mereka adalah teman seperjuangan dari Singgih, kemudian ada Randy adiknya Singgih, Weeny teman kenalan Singgih dari situs jejaring dan Angga teman saya dan Singgih yang sudah sering ikut dalam berbagai acara.

Diujung terowongan saya melihat Rani datang bersama dengan teman bule nya yang  belakangan saya mengetahui bernama Carl kebangsaan Jerman yang sedang magang di Indonesia. Carl nampak canggung begitu sampai di pelabuhan karena saat itu pelabuhan sedang terkena banjir rob yang cukup tinggi dan mengganggu. Mereka nampak bersalah karena datang telat. Saat diperjalanan nanti saya baru mengetahui penyebab mereka telat.
***
Langit Jakarta sedang dirundung mendung, saya berharap tidak hujan. Namun tak seberapa jauh kami berlayar tiba – tiba saja hujan tanpa permisi datang. Ombak datang besar – besar silih berganti. Kapal oleng ke kiri dan ke kanan baru kemudian sesaat sebelum merapat di dermaga pulau Tidung hujan berhenti berganti dengan panas yang terik namun biru langit tidak nampak.

Setelah beberapa menit transit di pulau Tidung kami lanjutkan menuju pulau Pramuka. Disini kami akan memulai perjalanan yang awalnya mengunjungi pulau Semak Daun beralih menuju pulau Semut.

Sesampainya di Pulau Pramuka hari sudah sangat terik, kami segera ke rumah Pak Hermanto lalu makan siang dan ibadah. Tak lama di Pramuka, hanya sekitar 30 menit saja, selanjutnya kami berlayar menuju pulau Semut.
snorkling time
umang
Bintang Laut, Rani & Carl
 Jarak antara pulau Pramuka dan pulau Semut cukup jauh, oleh karena itu kami melakukan snorkling di lokasi yang mengarah menuju pulau Semut. Berbeda dengan lokasi snorkling sebelumnya di sini banyak sekali coral yang bagus – bagus dan terlihat sehat. Serta masih ada ikan pari yang besar serta warna – warni bintang laut yang indah. Sempat berganti beberapa lokasi untuk menikmati panorama bawah laut perairan teluk ini. Oh, iya ubur – ubur juga banyak. Bahkan hanya Carl yang tahan sengatan ubur – ubur. Hebat!

Saat siang hampir berganti sore kami menemukan banyak nelayan di laut dan dengan tidak ragu kami membeli beberapa ekor cumi – cumi untuk makan malam nanti. Entahlah mau jadi apa cumi itu, saya rasa kami adalah orang – orang kreatif yang bisa membuat apapun menjadi sesuatu. Dan disini pula ketika Rani tampak pucat dan pusing ternyata ia telah menghabiskan malam yang gemerlap sebelum merapat ke gugusan pulau yang kami datangi ini. Gairah anak muda. Carl yang sedang memijit pelipis Rani nampak senang akan makan cumi – cumi malam nanti. Dia belum tahu apa yang dimaksud dengan backpacker ala Indonesia, semoga berkesan.
Kapal dan Pasir Putih Pantai Pulau Semut
mencari lokasi buat camp
Menjelang sore dan puas menikmati indahnya bawah laut perairan kepulauan seribu kami sampai di Pulau Semut. Pulau cantik ini unik, karena dikelilingi oleh coral yang indah dan tidak memiliki dermaga. Selain itu di pulau ini juga hanya memiliki pantai pasir putih yang menjulur seperti lidah dan hanya sedikit itupu terlihat jika air laut sedang surut.

Kapal yang kami tumpangi sempat beberapa kali mencari celah agar kapal dapat bersandar atau paling tidak lego jangkar dengan baik. Pak hermanto tidak ingin jangkar atau badan kapal merusak coral yang berada mengelilingi pulau itu.  Setelah cukup lama mencari lokasi lego jangkar diputuskanlah dengan jarak lebih dari 10 meter dari pinggir pulau kami berhenti. Meniti karang – karang keras yang menurut penjaga pulau aman untuk diinjak dari tengah laut kami berjalan perlahan sampai batas pantai yang menjulur, baru kemudian melanjutkan hingga di lokasi camp di pulau itu. Berasa outdoornya.
Sore Semut
Sore hari nampak matahari berebut tempat dengan awan. Mereka ingin saling mengisi namun yang terjadi adalah mendung. Sore ini tak mendapatkan moment matahari terbenam. Sayang sekali.

Ketika malam tiba tak banyak aktivitas yang dilakukan selain masak makan malam dan bermain kartu UNO. Kecanggungan Carl sedikit nampak namun berhasil dikendalikan oleh Rani. Kami akan makan besar dengan cumi – cumi ala pulau Semut dan beberapa potong belut laut yang kami temukan tadi saat baru sampai di pulau ini. Keduanya di masak dengan saus kecap pedas. Hmm.. nikmat!
tukang jagal cumi dan belut laut
setelah makan, UNO time
***
Pagi, setelah tidur lelap disertai gerimis malam tadi lagi – lagi matahari tidak menampakkan dirinya. Ketika saya mengelilingi pulau ini yang nampak lebih kecil dari pulau Semak Daun yang pernah saya kunjungi sebelumnya. Selain itu, pagi ini ternyata air laut pasang. Pantai pasir putih itu terendam air laut semata kaki.
pantai belakang pulau semut
pagi semut
sore tadi air lautnya surut
Sarapan pagi ini dengan bakwan bihun, agar tango, dan mi goreng. Semoga cukup kenyang dengan menu pagi ini. Makanan telah dihabiskan malam tadi. Setelah makan sambil menunggu kapal yang akan menjemput, kami habiskan untuk bermain kano dan berenang serta berfoto di pantai yang sore tadi terlihat cantik karena airnya surut.
main air
kano
Menjelang jam 9, kapal datang. Sebelum bermain – main tadi sebelumnya kami sudah packing sehingga begitu kapal datang bisa segera pulang. Kali ini masih sama menyebrang lautan tetapi jaraknya tidak sejauh sewaktu saat tiba di pulau ini, mungkin hanya sekitar 5 meter saja. Koral keras kembali menjadi tumpuan kami. Kami akan pergi ke pulau Semak Daun berkeliling sebentar baru kembali ke pulau Pramuka untuk bilas dan makan siang.
sarapan
bermain air


kembali ke kapal, 1 malam di pulau semut
dermaga semak daun
pesisir semak daun
pantai semak daun
Sambil menunggu kapal yang akan membawa kami ke Jakarta datang Carl dan Rani berkeliling pulau Pramuka, sedangkan saya beserta rombongan Singgih bermain – main di lapangan dekat pantai pulau Pramuka. Lucu sekali. Sore ini kami akan pulang ke Jakarta. Mendung Januari membuat matahari tak sempurna bersinar.
randy dengan anak - anak pulau
nelayan merajut
sore laut jakarta
*****
*******
*****
djoko, nabil, angan, rani, carl, ruslan, angga, deky, ully, singgih, weeny, randy >>
*****
Rute : Pelabuhan Muara Angke – Pulau Pramuka/Pulau Harapan – Pulau Semut - Keliling Pulau
Kamar mandi dan air bersih di Pulau Semut cukup memadai, jadi jangan takut ga bisa mandi :D

3 komentar:

  1. Pulau Semut bagian dari kepulauan Seribu

    BalasHapus
  2. Kepulauan Seribu bagian dari Jakarta, komentar juga ya di blog saya www.goocap.com

    BalasHapus
  3. Kalau ke Pulau Semut dari Pulau Pari berapa lama ya waktu tempuhnya?

    BalasHapus