Selasa, 14 Juni 2011

Sparkling Ujung Kulon, 13 - 16 Juni 2009

Pantai Pulau Peucang
Pertama kali saya melontarkan keinginan saya untuk berkunjung ke Ujung Kulon reaksi yang di dapat adalah "ngapain ke sana? mau liat badak?" atau " gila lu yee, menghayal aja mau pergi ke sana", sedangkan reaksi saya tetap pada pendirian saya, harus berangkat berlibur ke sana melihat apa yang selama ini saya bayangkan tentang hutan perawan dataran rendah dipadukan dengan laut yang begitu indah. apalagi waktu itu bertepatan dengan ulang tahun saya di bulan Juni.

13 Juni 2009
Efl Nindy
Dengan berbekal catatan perjalanan yang telah dikumpulkan kawan sebelumnya, saya akhirnya berangkat bersama teman sejawat, total rombongan kami 5 orang, saya sendiri Juny, Angga, Singgih dan kakaknya serta Deri. Kami berangkat dari Jakarta pagi sekitar pukul 6 dengan harapan tidak tertinggal elf yang hanya ada satu dari serang sampai ke desa terakhir yaitu Taman Jaya, ya Taman Jaya bukan Sumur seperti kebanyakan orang, karena kami akan lebih mudah mencapai lokasi wisata di sana. Tepat pukul 11 elf menuju Taman Jaya berangkat, awalnya sepi, tetapi semakin merapat ke daerah Banten, elf tersebut sudah layaknya angkutan desa yang diisi oleh banyak sekali orang melebihi 30 orang, yang setelah saya iseng menghitung ternyata jumlah bangku yang tersedia hanya mencapai 20 bangku, serta di atas atap elf sendiri ditempati berbagai macam kebutuhan pangan serta manusia tentunya. 
Selama 6,5 jam kami menyusuri jalan dari Serang menuju desa Taman Jaya, yang sesekali terlontar candaan dari mulut - mulut lugu kamu,"apakah kita masih ada di peta yah?" karena melewati hutan, pantai, jalanan yang diapit pohon bakau, desa2 kecil tetapi ramai, beda sekali dengan Jakarta. Saya menikmatinya, walaupun sesekali tertidur.

matahari terbenam di pantai taman jaya
Pukul 6.30 sore rombongan kami sampai di desa Taman Jaya, dan langsung mengurus perizinan di kantor perwakilan di kediaman Pak Komar yang kebetulan bekerjasama dengan WWF. Begitu baiknya seorang Pak Komar, sehingga sebelum mengurus segala sesuatu, kami diperlihatkan pesisir pantai taman jaya, yang rupanya bertepatan saat matahari terbenam. Gradasi warna ungu, orange, merah hingga biru kehitaman tampak menakjubkan, tiada duanya, indah. Malam ini kami beristirahat dan esok hari liburan yang dinanti pun akan dimulai.

14 Juni 2009
Pagi yang dinanti tiba, kami sarapan, dan kemudian packing ulang, setelah itu merapat ke dermaga taman jaya untuk naik kapal nelayan yang sudah kami sewa selama 3 hari lamanya. perjalanan pertama kami menyusuri teluk Ujung Kulon, melihat keramba apung dan di sisi sebelah kiri merupakan daratan hutan dataran rendah ujung kulon, sedangkan di depan dan sisi sebelah kanan laut lepas, biru berpadu padan dengan langit biru yang sesekali dihiasi awan putih menggelayut indahnya.
packing ulang setelah sarapan
sebelum berlayar. di guesthouse taman jaya
menuju dermaga taman jaya
dermaga taman jaya

dermaga taman jaya
keramba dengan biru langit dan laut
Tujuan pertama adalah pulau peucang, di pulau ini kami semua terperangah takjub melihat indahnya pulau ini, gradasi birunya laut serta banyak sekali ikan yang berlalulalang di sekitar kapal kami benar-benar membius, indah, dan hebatnya lagi di pulau ini hanya kami saja, tidak ada yang lain. Setelah merapat ke dermaga, perizinan di dapat dilanjutkan dengan berfoto ria, berenang, dan makan siang dengan ikan kecil-kecil yang ditangkap sang kapten kapal dengan telur dadar dan sambal, nikmat. Setelah makan siang kamipun mengunjungi karang copong yang terletak di sebelah dalam pulau ini. Dalam perjalanan sesekali melihat rusa yang berkeliaran, serta babi hutan dan monyet yang saling menyapa seakan sedang menggosipkan kami sekelompok manusia yang datang ke habitatnya, lucu sekali.

pantai pasir putih, pulau peucang
pantai pasir putih, pulau peucang
jernihnya air membuat ikan kecil terlihat menari
babi hutan yang berkeliaran di pulau
makan siang





pohon besar
perjalanan menuju karang copong
melewati tepi pantai menuju karang copong
rusa terlihat berkeliaran
Sesampainya di Karang Copong, kami kembali takjub. "oceanview yang terhampar indah dengan bebatuan karang di sisinya sangat memanjakan mata, sayangnya kami tak bisa berlama - lama di sini, karena harus ke Cibom, tempat kami bermalam sebelum arusnya bertambah deras.

karang copong
Dari Peucang kami lanjutkan ke Cibom, disini merupakan daratan jawa, tetapi yang paling ujung barat. Tak ada dermaga sehingga satu-satunya cara mencapai daratan ini dengan berenang. Menyusuri hutan dengan pohon yang sangat besar dan terkadang melewati kolong pohon karena akarnya yang menutupi, sampailah kami di mercusuar tempat bermalam. Suasana begitu hening, sunyi, dingin, seperti sedang terisolasi, tak ada mp3 player, tv, hp pun tak berfungsi. sangat menikmatinya sampai kami tertidur dan sang pagi memanggil.

world heritage
pantai karang, cibom
15 Juni 2009
Pagi yang cerah menyambut kami, entah saat itu tanggal berapa dan hari apa, karena tak ada satupun yang ingat. Saat itu juga kami menaiki mercusuar dan melihat matahari terbit, bulat berwarna orange, indah. Pagi ini kami lanjutkan aktivitas trekking dengan menyambangi Cidaon, sebuah tempat yang lapang dan hijau tempat berkumpulnya kawanan banteng di Ujung Kulon ini.

mentari terbit di ujung kulon
mercusuar, tempat dimana kami menginap semalam
Dari Cibom kami terbagi dua, karena salah seorang dari kami kakinya keseleo sehingga harus naik perahu dan tidak bisa ikut menyusuri perawannya hutan Ujung Kulon dan kamipun janjian di dermaga Cidaon 2 jam kemudian. Perjalan dari Cibom awalnya sangat sulit, karena menurut guide sudah lama sekali tak ada yang berani untuk trekking melewati jalur ini, dan benar saja, jalurnya sangat rapat dan dipenuhi tumbuhan berduri. sampai suatu ketika ditengah sunyinya hutan terdengar suara "Aaarrghhh.." ternyata Deri tertusuk duri di bagian paha. mungkin inilah kejamnya hutan. saat itu antara ingin tertawa dan kasihan. Karena kami semua kaget tak alang kepalang dengan tingkahnya itu. Lucu sekali. Perjalan menyusuri hutan dan sesekali harus ke pantai, menaiki akar, dan beberapa kali melewati muara sungai yang airnya setinggi lutut, yang pada akhirnya kami baru mengetahui bahwa di muara itu merupakan habitat dari buaya muara.

sungai yang biasanya ada buaya muara
pinggir pantai
tracking
 Selama dua jam kami menyusuri hutan dan pantai akhirnya tiba juga kami di dermaga Cidaon, disambut dengan ikan kerapu bakar tanpa bumbu apapun tetap enak, dan teh air laut yang manis karena ditambah gula yang sangat banyak. setelah makan siang kami menyusuri padang pengembalaan dimana akan melihat banteng dalam jumlah banyak di sana. Setelah sampai hanya ada lapangan luas tanpa ada banteng ataupun binatang lain, hanya kami berlima di padang itu. Menunggu.
Tak berapa lama akhirnya kawanan banteng yang ditunggu pun tiba mereka berlarian mencari makan, dan seakan - akan saling bersendagurau satu sama lain. sangat menarik untuk diabadikan, tetapi karena hanya bermodalkan kamera pocket hasilnyapun kurang maksimal, tetapi menyenangkan. 

perjalanan menuju padang pengembalaan
menara pandang
banteng di lapangan hijau
Setelah dari Cidaon, kami kembali menuju Pulau Peucang untuk mandi dan berganti pakaian serta mencoba untuk kembali bermain dengan rusa dan monyet penjaga pulau, setelah itu di malam hari kami semua akan bermalam di atas kapal, menghabiskan malam terakhir di ujung kulon, di tengah laut dan memancing sampai pagi. 

16 Juni 2011
Perjalanan kamipun ditutup dengan beristirahat di guest house menikmati matahari terbenam dan menikmati kesunyian desa Taman Jaya sampai esok dini hari, namun malam ini ternyata ada pesta rakyat yang diadakan di desa Taman Jaya, yang sebenarnya untuk menyambut tamu asing dari swiss yang keduanya wanita. Kunjungan tamu asing di sini mendominasi daripada tamu domestik, mungkin karena ketidaktahuan atau karena sulitnya akses menuju Ujung Kulon, tetapi buat saya ini merupakan pengalaman yang sangat berharga dan tak ada duanya. Ayo ke Ujung Kulon!!
nyiur melambai
silver sunset
gold sunset


------------
thanks buat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk berkunjung ke Ujung Kulon. buat singgih, kakanya singgih, deri dan angga yang sudah meracuni saya untuk menikmati indahnya taman nasional.
fyi : 
*saat itu elf menuju desa taman jaya hanya ada 1 itupun ontime berangkat tepat pukul 11.00 wib dg tarif 35rb
*ada baiknya para traveller pergi bersama-sama agar harga kapalnya pun menjadi murah jika dibagi perkelompok, tarif kapal 1,8jt **kalo bisa minta diskon
*tarif guide 100rb/hari all in.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar