Kamis, 25 Agustus 2011

Makassar, dari Monumen Mandala ke Pantai Losari

Monumen Mandala
[Makassar, 2 Maret 2011] Hari terakhir kami di Makassar tepat 4 jam sebelum penerbangan menuju Surabaya kami sempat mampir ke Monumen Mandala di Jl. Jend. Sudirman tepat di pusat kota. Monumen yang sepintas mirip dengan Monas ini tampak gagah berdiri di tengah sibuknya kota Makassar.

Monumen ini mempunyai ketinggian 75 meter, lebih pendek jika dibandingkan dengan Monas di Jakarta. Dinding luar monumen ini direalisir dengan kobaran api yang menyulut dengan bambu runcing yang mengelilingi. Konon arti dari kobaran api dan bambu runcung itu mencerminkan gelora semangat membebaskan Irian Barat, sedangkan di dalam gedung ini terdapat relief tentang perjuangan pembebasan Irian Barat. Selain itu monumen ini nampak seperti menara pandang Makassar, karena tepat di puncak monumen terdapat ruangan yang dilapisi kaca yang berguna untuk melihat kota Makassar dari atas. Sangat menarik :D

Selanjutnya perjalanan melewati Pantai Losari. Pantai di tengah kota yang sangat terkenal ini tampak sepi siang ini. Konon di Losari, kita dapat melihat matahari terbit dan matahari terbenam di lokasi yang sama, tepat di satu titik. Kebenarannya? Entahlah, saya belum sempat menyaksikannya.
Skets Layar Losari
Pantai Losari
Posisi Pantai Losari yang sangat strategis menjadi bagian yang menyatu dengan Kota Makassar. Terbentang sepanjang 4 KM, pantai ini dapat langsung diakses melewati jalan utama. Lokasi Losari seperti di Bali, di sepanjang pantai berdiri hotel – hotel indah yang mampu menampung wisatawan asing dan domestik, bedanya, garis pantai Losari berupa beton dan bukan pasir putih seperti di Kuta. Mungkin ini yang dinamakan kota pelabuhan. Keren!

Jika siang atau sore hari kita tidak bisa menemukan pedagang kaki lima di Losari, jangan takut, malam hari anda bisa menikmati jajanan khas, yaitu Pisang Epe’. Nanti saya akan mengulas tentang pisang epe’ jika ingatan saya tentang makanan enak itu kembali.
Handycraft
Puas menikmati mendung di Losari, kami segera pergi menuju Bandara Sultan Hasanuddin II. Di Bandara yang terpilih sebagai Bandara Terbaik 2010 ini juga bisa difungsikan sebagai tempat wisata. Interior yang menarik serta banyaknya outlet souvenir khas Sulawesi Selatan, dijamin, tidak akan membuat bosan jika pesawat yang datang delay. Pesawat tujuan Surabaya akan segera membawa saya terbang ke kota selanjutnya. Mari simak perjalanan saya di Surabaya dan beberapa tempat menarik lainnya.

Terakhir mumpung masih di depan pintu pesawat, saya hanya ingin mengucapkan selamat menikmati Makassar. Terimakasih buat keramahannya, terimakasih untuk semua yang membantu kunjungan kami selama di Sulawesi Selatan. Maaf jika kami merepotkan, lain waktu Insyaallah kami akan kembali berkunjung menikmati keramahan kalian. Sekali lagi terima kasih :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar